INDIVIDU ,KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Pengertian individu
individu berasal dari bahasa latin, “individuum” artinya “yang
tak terbagi. Jadi, individu merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial,
individu menekan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup istimewa yang
tak seberpa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Sejenis tapi tak sama, makin tua
semakin mau dan semakin banyak bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi
bangsa dan corak sifat dan tabiat beraneka macam.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Persepso terhadap individu merupakan suatu keutuhan ciptaan
Tuhan yang mempunyai 3 aspek, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis
rohaniah dan aspek kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi,
kegoncangan pada suatu aspek akan mempengaruhi aspek lainnya.
Pertumbuhan
Individu
Pertumbuhan
adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi, pada proses asosiasi yang
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi
keseluruhan asosiasi. Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Menurut aliran psikologi
gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang
pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai
bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang
lain.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Pendirian
Nativistik yaitu Pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir.
Pendirian
Empiristik dan Envinronmentalistik yaitu Pertumbuhan individu semata-mata
tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperanan sama sekali.
Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme yaitu Interaksi antara dasar dan linkunagan
dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap
pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya,
antara ain :
-
masa vital
-
masa estetik
-
masa intelektual
-
masa sosial
KELUARGA
Keluarga berasal
dari bahasa sansekerta kula dan warga “kulawarga” yang
berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarg
inti(”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat.
Menurut
Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga social sebagai hasil
factor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
Keluarga
nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
Keluarga
tua (extended family) : Keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4
keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara kandung
oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
Keluarga
Individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi
keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1.
Pengatur seksual
Hidup
bersama atas dasar suka sama suka (kumpul kebo).Pergundikan
Hubungan
seorang bangsawan dengan gundiknya (jaman praindustri masyarakat barat) atau
Raja dengan Selir.
Melahirkan
anak pada masa tunangan.
Perzinahan,
sang lelaki sudah menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
Kehidupan
bersama seorang yang bertarak (celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa
nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
Perzinahan,
kedua-duanya telah menikah.
Kehidupan
bersama wanita yang berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
incest
(hubungan seksual dalamsatu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan,
bapak dengan anak perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2.
Reproduksi
3.
Sosialisasi
4.
Pemeliharaan
5.
Penempatan anak didalam masyarakat
6.
Pemuas kebutuhan perorangan
7.
Kontrol social William J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan social
dalam pengaturan seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur sosial,
yaitu:
Menurut
H. Abu Ahmadi
1)
Fungsi Biologis
2)
Fungsi Pemeliharaan
3)
FungsiEkonomi
4)
Fungsi Keagamaan
5)
Fungsi Sosial
Menurut
Soewaryo Wangsanegara
1)
Pembentukan kepribadian
2)
Alat reproduksi
3)
Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4)
Lembaga perkumpulan perekonomian
5)
Pusat pengasuhan dan pendidikan
Peristiwa
terputusnya sistem keluarga, menurut William J, Goode (1983), dapat
mengakibatkan terpecahnya suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan
keluarga:
1) Ketidaksahan, unit keluarga yang tidak
lengkap
2)
Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3)
Keluarga selaput kosong
4)
Ketiadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5)
Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
MASYARAKAT
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik
kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa.
Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu
masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju
(masyarakat modern).
Masyarakat
sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan kemampuan
fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang
buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu,
menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum
wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga,
menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
Masyarakat
Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal
dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non
industri dan masyarakat industri.
1)
Masyarakat Non Industri
Secara
garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a.
Kelompok primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”,
sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam
kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian
kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara
paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara
sukarela.
Contoh-contohnya
: keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b.
Kelompok sekunder
Antaran
anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja,
antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan
objektif.
Para
anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian
tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan
untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam
program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik,
perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal
group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi
adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada
kelompok resmi.
2)
Masyarakat Industri
Durkheim
mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung
memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982
:190).
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri
dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju
pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan
menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan,
kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali
perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum
industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi
Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Seorang
individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya
diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan
lingkungan sosialnya:
a) relasi individu dengan dirinya
b)
relasi individu dengan keluarga
c)
relasi individu denganlembaga
d)
relasi individu dengan komunitas
e)
relasi individu dengan masyarakat
f)
relasi individu dengan nasional
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Aspek
individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang
tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak
akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada
individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai
manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana
individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga
membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan
mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan
sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan
keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di
samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala
sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga.
Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari
dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini,
terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat
tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan
Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum
dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai
individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan
masyarakat.